Tidak seorang pun yang membayangkan bagaimana media bisa berkembang
ke arah TV Kabel ketika Johannes Gutenberg menciptakan alat pencetak pertama.
Media cetak kini berkembang seperti yang kita nikmati sekarang. Begitu
juga ketika Alexander Graham Bell mencoba pesawat telepon pertamanya, bahwa
kabel telepon kemudian bisa menyampaikan gambar hidup dan suara di pesawat
televisi.
TV kabel di Amerika telah merubah sejarah media dalam dua decade ini.
Dari sebuah jaringan kecil di sebuah kota kecil, kemudian berkembang menjadi
jaringan multi nasional. Masing-masing melayani jutaan pelanggan. TV Kabel
di Amerika merupakan media yang dinikmati lebih dari 60% rumah tangga.
TV Kabel di masa depan adalah media bagi produk-produk informasi dan hiburan
yang disampaikan melalui berbagai sistem ke rumah-rumah.
TV Kabel bermula pada tahun 1947, ketika seorang yang berhasil menangkap
siaran TV dari kota lain dengan sebuah antena ditinggikan. Siaran TV tersebut
kemudian dibagi-bagikan melalui kabel ke rumah-rumah dengan imbalan sedikit
bayaran. Itulah awal siaran TV di sebuah kota kecil Amerika.
Awal industri siaran TV Kabel yang didapat dengan cara begini disebut
CATV (Community Antenna Television). CATV berkembang lambat, hanya 14.000
rumah tangga yang tercatat sebagai pelanggan di 70 daerah (kota kecil).
Baru pada tahun 1970, TV Kabel menjadi bagian dari hampir seluruh daerah
masyarakat rural dan suburban, dan kemudian jaringan besar mulai dibuat
di kota-kota besar.
Kini Industri TV Kabel di Amerika telah menjadi industri dengan nilai
$15 milyar per tahun. Ini adalah perkembangan media yang paling sukses
di antara media lain dalam dua dekade terakhir ini. Bahkan dalam masa resesi
tahun 1990, TV Kabel tetap mendatangkan untung sementara media lain anjlok.
Pada 1992 hanya 50 dari 9.400 perusahaan TV Kabel yang memiliki TV Kabel
sistem sendiri. Kompetisi akan meningkat sejalan dengan modifikasi pada
sistem yang digunakan TV Kabel. Sistem itu sekarang termasuk, fiber-optic
circuit yang dioperasikan dengan jaringan telepon, dan siaran langsung
dari satelit ke pesawat televisi (Direct Broadcasting Satelite).
Yang disebut TV Kable termasuk layanan informasi dan hiburan melalui
jalur kabel khusus atau komunikasi telepon biasa (artinya melalui kabel-kabel
telepon) , wireless (station pemancar yang berbeda alias lebih canggih
dari pemancar TV biasa) dan Direct Broadcasting Satelites. Tidak seperti
over the air TV (Pemancar TV biasa) , TV Kabel mengharuskan pemirsanya
membayar apa yang ditontonnya, baik secara teratur (per bulan) atau per
program yang ditonton atau biasa disebut PPV (Pay Per View). Itu sebabnya
TV Kabel juga berarti digunakannya Decoder seperti yang dulu pernah digunakan
oleh RCTI & yang digunakan oleh Indovision saat ini.
Pada tahun 60-an TV Kable di Amerika pertama kali memproduksi programnya
sendiri. Sebelumnya hanya memancar-ulangkan siaran TV lain atau memutar
program-program terekam. TV Kabel memulai memproduksi program pertamanya
dengan informasi mengenai situasi kota, pertandingan olah raga di kota
itu, atau hal-hal lain yang bersifat hiburan. Itu sebabnya sebagian besar
TV Kabel di Amerika sampai saat ini sangat berbau lokal karena pada awalnya
memang untuk satu komunitas yang terbatas. Meski dalam perkembangannya
muncul TV Kabel yang bersifat multi nasional.
Pada tahun 1975, Satelit komunikasi Amerika sampai pada tahap di mana
orang dapat memancarkan siaran TV dari mana saja dan ke mana saja. Ted
Turner, yang saat itu bekerja sebagai advertising executive, melihat peluang
untuk memajukan sebuah stasiun TV Kabel kecil bernama WTBS di Atlanta.
Ted Turner menyewa saluran pada sebuah satelit dan menginformasikan kepada
seluruh perusahaan TV Kable di Amerika, bahwa siaran WTBS dapat dipancar-ulangkan
secara gratis. Mendadak ratusan TV Kabel kini mendapat tambahan program
baru dari WTBS, dan WTBS kini memiliki jutaan pemirsa yang tentu saja juga
menarik perhatian para pemasang iklan. Sejalan dengan bertambahnya pemirsa
dan pemasukan dari iklan, WTBS mengembangkan program-program TV yang
lebih menarik, seperti olah raga. Menurut Ted Turner, pada tahun 1977 penetrasi
TV Kabel hanya 14 persen, setelah WTBS menggunakan satelit menjadi 55 persen
pada tahun 1988. Empat kali lebih banyak dalam waktu sebelas tahun. Bersamaan
dengan Ted Turner pada pertengahan tahun 70-an itu, Gerald Levin juga menawarkan
HBO-nya kepada para TV Kabel. Sehingga pada tahun 1980 ada 1700 TV Kabel
Lokal yang memancar-ulangkan siaran HBO.
Bisnis di seputar TV Kabel secara dramatik berubah. Para pelanggan TV
Kabel yang semula hanya membayar bulanan untuk program-program lokal, kini
boleh membayar tambahan jika ingin menikmati program-program lain, seperti
dari HBO dan yang lainnya. Mulailah era Pay Per View (PPV). TV Kabel mendapat
tambahan income dari program-program yang disediakan penyedia program seperti
HBO, WTBS dan lainnya. Sementara itu penyedia program mendapat income dari
pemasang iklan dan pelanggan secara tidak langsung melalui perusahaan TV
Kabel. Begitu juga perusahaan pembuat program-program TV, misalnya Holywood,
mulai sibuk berkreasi. Pada tahun 1993 ada ratusan penyedia program seperti
HBO sebagai pemula. Di antaranya adalah Music Televison (MTV) yang sekarang
dapat kita nikmati melalui ANTV. Beberapa penyedia program yang memiliki
pemirsa terbanyak saat ini adalah HBO, ESPN, Discovery, TNT Cartoon Network,
CNN, Showtime, The Movie Channel, dan Disney Channel.
TV Kabel juga menyumbang inovasi di bidang jurnalistik elektronik. Cable
News Network (CNN) memeriahkan dimensi baru di bidang pemberitaan elektronik
secara 24 jam dan international. Tahun 1992, sebelas negara Eropa tergabung
dalam organisasi televisi mencoba menyaingi CNN melalui Euronews.
Persaingan antar TV Kabel di Amerika akan semakin sengit dengan munculnya
teknologi baru di seputar stasiun TV. Digunakannya fibre-optic circuit
oleh perusahaan telepon, wireless cable yang menggunakan microwave distribution
system dan Direct Broadcasting Satelites adalah tiga macam teknologi baru
yang akan memajukan mutu dan kwantitas program dari TV Kabel.
Wireless Cable System seperti disebutkan di atas memiliki keunggulan
bagi TV Kabel baru yang akan didirikan. Biaya untuk mendirikan instalasinya
lebih murah untuk jumlah pelanggan rata-rata. Hanya $600 per pelanggan
dibandingkan dengan $3000 pada TV Kabel konvensional. Dengan demikian biaya
langganan per bulan akan lebih murah dibanding dengan TV Kabel konvensional.
Pengaruh Perkembangan TV Kabel bagi Indonesia
Pengaruh Perkembangan TV Kabel bagi Indonesia
Melihat pesatnya perkembangan TV atau yang bergaya TV Kabel di Amerika
ini tentu akan juga mempengaruhi Indonesia. Contoh paling nyata adalah
hadirnya Indovision di Indonesia. Dulu, berapakah orang yang menyangka
jika HBO, misalnya, akhirnya juga dinikmati di Indonesia, atau di pedalaman
Afrika? Setelah enam tahun dilayani oleh TV swasta dengan sedikit produk
lokal, lebih banyak produk asing, tentu sudah terang bagi kita bahwa program-program
dari "luar" akan terus memikat pemirsa Indonesia.
Beberapa tahun yang lalu, TV berwarna masih merupakan barang mahal seperti
TV hitam putih pada awalnya. Begitu juga peralatan seperti antena dan peralatan
penangkap siaran satelit. Kelak antena tersebut menjadi relatif mudah dan
murah sehingga siaran-siaran luar semakin mudah didapat. Pada saat itu
bagaimanakah siaran lokal kita dibuat dan ditonton? Sudah tentu persaingan
akan semakin keras!
Sebelum Indovision, siaran dari Amerika itu (HBO, CNN, dan lain-lain)
memang bisa diterima melalui peralatan satelite receiver yang masuk dengan
pesat ke Indonesia. Hanya bedanya, pengguna harus pandai menggunakan
peralatannya, kalau tidak peralatannya akan berfungsi tidak maksimal. Dengan
Indovision langkah-langkah untuk menangkap siaran-siaran dari Amerika itu
menjadi lebih mudah, meski harus membayar secara teratur. Sementara itu
siaran-siaran dari negeri-negeri lain seperti benua Australia (yang kini
juga mulai dijangkiti TV Kabel), Eropa, Asia masih menunggu perusahaan
seperti Indovision untuk dipancarluaskan di Indonesia.
Industri PPV di Amerika sedang mengarah kepada pengambilalihan perolehan
untung yang didapat dari rental film (video tape atau laser disc). Karena
orang Amerika membelanjakan $20 milyar setahun untuk rental film. Dengan
teknologi yang terus dikembangkan, pelanggan TV Kabel (jenis PPV) dapat
memperoleh film-film yang diingginkan hanya dari rumah, melalui kabel atau
spektrum frekwensi radio (seperti siaran TV biasa). Pelanggan tidak harus
keluar rumah & mengembalikan film yang sudah disaksikan. Quantum dari
Time Warner di New York adalah perusahaan PPV yang paling maju dalam teknologi
ini.
Di Orlando, Florida, Time Warner telah mengembangkan PPV yang sangat
innovative sehingga bisa disebut sebagai Channelless TV atau on-demand
TV. Pelanggan dapat memilih program menu yang "tidak terbatas".
Pelanggan dapat menonton program yang diingginkannya dan pada jam berapa
saja. Seperti diketahui, misalnya di Indonesia, jam tertentu menjadi jam
dengan penonton tertentu pula. Contohnya, pada sore hari antara jam 17:00-18:00
penonton wanita lebih banyak dibanding dengan penonton pria. Sehingga pada
jam itu lebih banyak program yang ditujukan buat wanita. Dengan Channelless
TV ini penonton pria menjadi mungkin untuk memilih program yang disukainya
pada jam itu hanya dari satu station saja. Teknologi ini dimungkinkan berkat
kerjasama dengan perusahaan telephone US West yang telah menggunakan sebagian
besar kabelnya dengan fibre-optic.
TV Kabel Baru di Indonesia
TV Kabel Baru di Indonesia
Tidak seperti yang dikira orang, Indonesia sebenarnya memiliki enam
televisi swasta dan satu televisi pemerintah. TVRI dengan dua saluran,
dan enam televisi swasta, RCTI, SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, dan terakhir
Indovision. Beda Indovision dengan yang lain adalah karena memiliki sekaligus
beberapa channel, yaitu: CNN, Discovery, TNT Cartoon Network, ESPN, dan
HBO. Berarti Indovision ini TV yang menyiar dengan 100% program asing,
padahal pemerintah "menghimbau" agar TV swasta untuk menyiar
20% asing dan 80% lokal. Dengan jumlah pelanggan yang kini 45.000, Indovision
tidak dapat lagi disebut sebagai TV dengan pemirsa terbatas. Sebagai perbandingan,
jumlah pemirsa RCTI paling tinggi hanya 10.000 dalam satu time slot. Berapa
kira-kira pemirsa Indovision dalam satu time slot. Melihat angka-angka
ini, apakah aturan 20:80 asing:lokal akan tetap akan diterapkan, meski
kurang berpijak pada realita.
Karena itu dari enam TV swasta tersebut hanya satu yang disebut TV Kabel di Indonesia, yaitu Indovision karena menuntut pembayaran jika ingin menikmati siarannya. Lima channel yang disediakannya berisi program yang langsung dipancarkan dari Amerika yang kemudian dipancarkan kembali melalui satelite yang disewa Indovision untuk dipancarkan kembali ke wilayah Indonesia.
Karena itu dari enam TV swasta tersebut hanya satu yang disebut TV Kabel di Indonesia, yaitu Indovision karena menuntut pembayaran jika ingin menikmati siarannya. Lima channel yang disediakannya berisi program yang langsung dipancarkan dari Amerika yang kemudian dipancarkan kembali melalui satelite yang disewa Indovision untuk dipancarkan kembali ke wilayah Indonesia.
Australia, salah satu negara dengan teknologi majunya, ternyata baru
saja memasuki era Pay TV (TV Kabel) pada akhir tahun 1995 lalu. Dengan
populasi sebesar 18.2 juta jiwa, ada 6.3 juta rumah yang memiliki televisi.
Dari 6.3 juta rumah itu 80% memiliki Video Cassette Player, tetapi
hanya 1% yang berlangganan Pay TV atau Multichannel Service.
Dua perusahaan, Optus Vision dan VisionStream adalah perusahaan yang
mengawali era Pay TV di Australia. VisionStream hasil kerjasama antara
Rupert Murdoch Foxtel dan sebuah perusahaan telepon utama di Australia,
Telstra. Melihat perkembangan baru ini, George Lawton, seorang pengamat
teknologi komunikasi dari Amerika menulis di majalah International Cable
edisi Desember 1995, ".... Initially, Australian consumers will be
offered a greater choice of programming. But it will not be long before
they're playing with the interactive services like video-on-demand and
home shopping that are being touted as the future of the industry."
Australia, segera akan menjadi bagian dari kemajuan siaran TV dengan sistem
baru yang kini mengglobal.
TV Kabel yang kini sedang dibangun di Australia ini adalah sebuah bagian
dari perkembangan peradaban manusia yang menjadi bagian dari era informasi
seperti yang disebutkan oleh Alvin Tofler. Indonesia kini masuk pada era
informasi dengan diawali oleh pesatnya pertumbuhan industri di segala sektor.
Perusahaan penyiaran atau penyedia program televisi adalah salah satu pilihan
dari sekian banyak industri. Perusahaan TV Kabel baru yang tengah
dibangun belakangan ini telah menjadi isu yang ramai dibicarakan di kalangan
orang-orang televisi. Siapakah mereka? Dari kelompok perusahaan manakah
mereka? Multivision (bukan Indovision) dari Bimantara dan Lippo adalah
satu TV Kabel yang April ini bakal menyiar. Sementara itu MGM (Metro Goldwyn
Meyer) tengah mengintip peluang yang masih ada. Mari kita tunggu
kehadiran TV-TV baru itu. Mari kita berharap agar Undang-undang Siaran
kelak lebih berpijak pada hakikat televisi, sehingga tidak ada lagi aturan
semacam SK Menpen No.111 itu.
0 komentar:
Posting Komentar